Tim Kurikulum Tular Nalar

Mengasah kreativitas untuk mendesain pesan dengan menggunakan teknologi digital agar mampu menjadi mediator agen edukasi kesadaran kesehatan publik melalui sarana teknologi yang tepat.

Akses Informasi Kesehatan di Media Sosial: Hindari Hoax, Cek Faktanya!

Halo Kawan Tular Nalar! Apakah di sekeliling Anda masih ada orang yang tidak percaya COVID-19? Atau, tidak mau divaksin karena percaya vaksin bikin sakit parah, bahkan kematian? Nah, besar kemungkinan mereka termakan hoaks. Hoaks COVID-19  temanya bermacam-macam. Selain hoaks tentang efek vaksin, ada pula hoaks tentang penyebaran virus, gejala, sampai klaster penularan. Bila dibiarkan, sangat berbahaya. Contohnya, hoaks tentang obat COVID-19. 

Ada hoaks yang menyatakan COVID-19 dapat dilawan dengan bawang putih, baik itu minum air rebusannya maupun jus bawang putih, hingga makan sambal bawang. Campuran jeruk lemon juga diklaim ampuh melawan COVID-19, mulai dari air hangat perasan jeruk lemon hingga campuran air kelapa, garam, madu, dan jeruk lemon.  Hoaks lain menganjurkan orang untuk berjemur di sinar matahari, berendam di air laut, bahkan tidur dalam tumpukan bawang putih untuk menghalau COVID-19. Ini belum termasuk yang mengklaim kopi, teh, ganja, alkohol, kokain, bahkan cairan desinfektan sebagai pencegah COVID-19! Yang terakhir itu benar-benar makan korban. 

Pada bulan Februari 2020, 700-an warga Iran dilaporkan meninggal dunia karena menenggak cairan desinfektan methanol yang sangat beracun. Mereka tewas karena terpengaruh rumor soal desinfektan sebagai penghalau COVID-19. 525 dilaporkan tewas di rumah sakit. Otoritas kesehatan Iran melaporkan, 200an lainnya tewas di luar rumah sakit. So sad, ya?

Bagaimana di Indonesia? Tak sedikit yang mempercayai informasi palsu tentang herbal atau ramuan tertentu penyembuh COVID-19. Ujung-ujungnya bisa ditebak. Hoaks seperti ini dibikin-bikin untuk jualan saja. 

Hoaks COVID-19 adalah salah satu bentuk infodemi, atau penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan semasa pandemi. Menurut  WHO, infodemi tak kalah berbahaya dengan pandeminya sendiri. Parahnya, hoaks kesehatan bisa muncul kapan saja. Itu sebabnya, kita harus selalu waspada. Nah, agar kita tidak terjebak pada infodemi, atau hoaks kesehatan, beberapa langkah perlu dilakukan.

Kesehatan Bersama Tanggung Jawab Semua

Pertama, 

Selalu merujuk pada sumber-sumber yang kredibel. Informasi tentang kesehatan datangnya dari Departemen Kesehatan, dokter, dan jurnal-jurnal kesehatan yang sahih. Jika bersumber dari pihak di luar otoritas kesehatan, jangan langsung percaya! Kalaupun katanya dari ‘pakar kesehatan’, Anda harus tetap kritis. Misalnya saja, soal virus. Tidak semua dokter memang punya kapasitas sebagai virolog atau imunolog. 

Kedua,

Solusi persoalan kesehatan selalu merujuk pada treatment medis. Bukan hal-hal di luar itu. Pakai logika, bukan cocoklogi ya, yang mencocokkan segala sesuatu tanpa dasar medis atau sains. Walau tampaknya meyakinkan, selalu konsultasikan pada sumber tepercaya untuk mendapatkan informasi akurat. 

Ketiga,

Selalu merujuk pada situs-situs resmi. Apalagi dalam situasi darurat seperti sekarang. Informasi tentang COVID-19 yang paling tepercaya bisa diperoleh di Satgas COVID-19 baik di level daerah, maupun di level nasional seperti https://covid19.go.id/. Untuk mengetahui hoaksnya, kita bisa mengakses https://hoaks.infovaksin.id/ yang disediakan oleh KPCPEN. Untuk hoaks kesehatan lainnya, silakan cek di www.turnbackhoax.id (MAFINDO), https://cekfakta.com/ (Cek Fakta), atau https://www.kominfo.go.id/

Keempat,

Manfaatkan Internet untuk mendapatkan informasi kesehatan yang berkualitas. Nah, saat ini, ada banyak layanan kesehatan di Internet, apakah itu berbentuk situs web, atau aplikasi. Di Indonesia ada beberapa aplikasi digital yang sangat membantu masyarakat, seperti Halodoc, Alodokter, Klikdokter, Go-dok, SehatQ, YesDok, ProSehat, PakDok, Practo, dan lain-lain. Ada pula aplikasi yang lebih spesifik, seperti Dokter Diabetes, What’s Up atau Mind Shift untuk kesehatan mental, dan lain-lain.

Kelima,

Kawan Tular Nalar bisa lho periksa fakta sendiri. Gunakan Google Search dengan mengetikkan kata kunci. Gunakan Google Reverse Image untuk mengecek gambar atau foto. Atau, unduh aplikasi Turn Back Hoax di App Store dari MAFINDO guna mengecek informasi setiap saat. Nggak mau ribet? Sudah ada layanan chatbot WhatsApp. Simpan nomor WA Kalimasada 0859 2160 0500 (MAFINDO). Dengan mengetikkan kata kunci, kita bisa mendapatkan klarifikasi.

Pentingnya Edukasi Literasi Kesehatan di Masa Pandemi

Jadi,

Kalau dapat info kesehatan yang simpang-siur, jangan panik, cemas, nangis-nangis, terus asal share ya. Tahan jempol, cek dulu kebenarannya. Kalau sudah dapat klarifikasinya, sebarkan dan viralkan. Ajak teman-teman atau lingkungan terdekat untuk berkolaborasi melawan hoaks kesehatan dengan periksa fakta bersama, dan menyebarkan klarifikasi hoaks. 

Salam Tular Nalar!

Kelola Hidup Sehat Semasa Pandemi